Indonesia, sebagai Negara kepulauan
dipandang dari segi aliran rantai pasok, dapat dikatakan sebagai sebuah
gambaran kecil dari keadaan aliran rantai pasok yang terjadi secara global.
Pada Negara kepulauan, aliran rantai pasok yang terjadi sangat kompleks, dengan
beragam jenis produk yang harus didistribusikan, jenis rute yang harus dilalui,
kondisi cuaca, kondisi infrastruktur yang dihadapi, dan tenggat waktu yang
harus dihadapi, pemasok atau distributor diharuskan tetap mendistribusikan
produknya tepat waktu sesuai jadwal dan kualitas yang dijanjikan. Sehingga pemasok harus dengan cepat dan tepat
dalam menentukan strategi pengiriman demi menjaga kepercayaan konsumen sebagai
suatu nilai kompetitif perusahaan.
Faktanya, di Indonesia tepatnya setiap
menjelang hari raya Idul Fitri, pelabuhan seperti pelabuhan Merak selalu
mengalami antrian yang sangat panjang yang dapat menciptakan kegagalan
pemenuhan pasokan produk dari pulau Jawa menuju pulau Sumatera. Sedangkan pada
pelabuhan Tanjung Perak umumnya terjadi kemacetan atau antrian panjang untuk
menyeberang seminggu setelah hari raya Idul Fitri, dimana warga Madura yang
merantau keluar pulau Madura kembali ke kampong halaman secara serempak. Disini
kita temukan bahwa permasalahan mengenai distribusi tidak hanya terjadi karena
faktor yang telah dijelaskan di atas, tetapi juga karena adanya faktor budaya
dan kebiasaan masyarakat Indonesia.
Untuk mengatasi permasalahan trasportasi
barang ini, tentu diperlukan persiapan, perancangan, dan pengaplikasian
strategi yang didasarkan pada pengalaman dan pola perubahan masyarakat. Negara
Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau mengharuskan pemasok dalam melakukan
proses pendistribusian produk dalam skala besar, untuk menggunakan transportasi
laut atau kapal ferry yang tentunya akan berlabuh di pelabuhan-pelabuhan di
berbagai pulau yang menjadi tujuannya. Indonesia sebagai sebuah Negara yang
menaungi seluruh industri dalam negeri diharapkan dapat menyediakan infrastruktur
yang baik dan memenuhi standar pelayanan, khusunya pelabuhan, dalam rangka
menjaga aliran pasok dari setiap industri dalam rangka pemenuhan kebutuhan
masyarakat Indonesia dan mencegah kelangkaan yang dapat berdampak pada kenaikan
harga barang seperti gambar 1.
Dengan pengembangan infrastruktur yang
direncanakan oleh pemerintah Indonesia, diharapkan pemasok dan industri di
Indonesia dapat meningkatkan aliran pasok barang yang dapat datang dari seluruh
penjuru Indonesia dan menuju ke seluruh penjuru Indonesia juga. Sehingga
diharapkan terjadinya perdagangan konsep global dalam Indonesia. Dimana terjadi
pergerakan dari aliran barang sangat luas dan kompleks dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dari masyarakat Indonesia dan meningkatkan penjualan dan keuntungan
perusahaan semaksimal mungkin.
Manajemen permintaan disini memiliki
peranan yang penting. Proses pengiriman dan pengembalian yang rentan terhadap
efektifitas dan efisiensi pengeluaran perusahaan, dimana ketika barang yang
dikirimkan berjumlah sedikit atau tidak memenuhi kapasitas muatan sebuah truk,
sehingga perusahaan harus menerima kerugian sebesar kosongnya kapasitas kosong
dari barang yang akan dikirim tersebut. Dengan
menerapkan manajemen permintaan, perusahaan memungkinkan untuk dapat
memperkirakan apa yang akan terjadi dengan produknya di masa depan. Manajemen permintaan yang diintegrasikan
dengan Customer Relationship Management
(CRM), manajemen pemasaran, dan manajemen resiko, diharapkan dapat mengetahui bullwhip effect yang terjadi pada sebuah
rantai pasok. Dimana berdasarkan pola pembelian konsumen yang telah terekam
pada basis data perusahaan selama beberapa tahun kebelakang yang dapat
menyajikan perkiraan permintaan di masa depan dengan menggunakan metode
peramalan kuantitatif, seperti rata-rata bergerak, penghalusan eksponensial
ataupun metode kualitatis seperti pendapat para tenaga penjual dan tenaga ahli.
Berdasarkan faktor kritis keberhasilan
yang dijelaskan nampak bahwa perencanaan penggunaan inter modal sebagai suatu
aspek penting yang harus diperhatikan dalam rangka meningkatkan keefektifan dan
keefisiensian dari suatu proses distribusi terutama dalam hal waktu dan biaya.
Sehingga merupakan kebijakan yang sangat baik jika kita merencanakan penggunaan
transportrasi yang efektif untuk menghadapi segala resiko pendistribusian dan
dimanakah titik pertukaran antar moda yang paling efektif, demi mendapatkan
suatu formula kombinasi antar moda transportasi yang dapat menekan biaya
sekecil mungkin dengan ketepatan waktu yang semaksimal mungkin. Jika hal ini
telah terpenuhi maka bukan menjadi hal yang mustahil untuk mencapai kesuksesan
perusahaan dalam mengusai pasar di seluruh wilayah Indonesia dengan menggunakan
formula kombinasi tersebut sebagai nilai kompetitif terhadap perusahaan
lainnya.
No comments:
Post a Comment