Monday, September 16, 2013

Model Value Chain Customer Relationship Management

After my long vocation, it's my time to back write, now i will share about CRM value chain, have a nice time to read.
      
  Buttle (2009) mengidentifikasikan sebuah model pengembangan strategi CRM. Model ini ditujukan untuk membantu perusahaan dalam mengembangkan sebuah hubungan jangka panjang dengan konsumen yang menguntungkan dengan tetap memperhatikan kondisi utama dan kondisi pendukung dari model tersebut. Model ini diharapkan mempermudah perusahaan dalam mengintegrasikan kedua kondisi tersebut untuk menghasilkan strategi  terbaik seperti yang digambarkan pada gambar di bawah ini.

Gambar Model Value Chain CRM (Buttle, 2009)

Sunday, July 15, 2012

Dekripsi Data Pada Hasil Enkripsi Metode Hillchipper - 2

Dekripsi data hasil Enkripsi dengan metode Hillchipper-2

Jika materi enkripsi sebelumnya menggunakan bahasa Inggris, maka pada sesi materi dekripsi atau pemecahan kode hasil enkripsi data ini menggunakan bahasa Indonesia. Pada sesi ini, saya tetap menggunakan contoh plain text dan chipper text sebelumnya, dengan plain text (BAYUBUDHIBASKORO) dan chipper text (GGOFVMQX.__R.MLZ). Selamat membaca dan semoga sukses.
       Pada sesi sebelumnya, diketahui bahwa public key yang digunakan untuk mengenkripsi data adalah :





Maka untuk melakukan dekripsi atau pemecahan kode enkripsi, maka kita diharuskan untuk me – invers public key tersebut. Adapun metode invers yang dilakukan dengan metode modulo 29.







Sesudah itu, kita hanya perlu mengulang proses seperti pada proses enkripsi dengan mengalikan data dengan matriks hasil invers diatas. Perhatikan tabel dibawah ini untuk chipper text ‘GGOFVMQX.__R.MLZ’.

G, G = 6, 6




Monday, July 9, 2012

How to Encript Your Message with Hillchipper-2 Method

Do You Have Problem with Your Message Privacy?
If Your Answer is 'Yes', You May Try This Method

Firstly, you have to make a table like this,

And Then, Choose your real text, in this session it calls 'Plain Text',
     Example : 'BAYU BUDHI BASKORO' but you should avoid the space, so the text will be like this
                      'BAYUBUDHIBASKORO'

Now, you have to make your key, the key is a matrix (2 x 2), for example :
And then, you should separate your Plain Text to the two words form, and then change your Plain Text to the number form such a rules like table above, for example :
'BAYUBUDHIBASKORO'  --> BA, YU, BU, DH, IB, AS, KO, RO --> (1,0); (24,20); (1,20); (3,7); (8,1); (0,18); (10,14); (17,14)
But, if your plain text less by one letter, you can add your plain text by space character '_', for example :
'UDINSEDUNIA' --> UD, IN, SE, DU, NI, A_

And then you should calculate the matrix by multiply that matrix with two number that have changed, like tabel below :


And then, continue till you finish your encription

So you will have been a result like this : 'GGOFVMQX.__R.MLZ'

Have a nice try ^-^

Monday, July 2, 2012

Data Mining (How to find information with Apriori Algorithm)


Berdasarkan pada tabel 1 dijelaskan tentang transaksi pada sebuah toko, yang terdiri dari beberapa transaksi dan beberapa konsumen. Transaksi terdiri dari atribut tanggal, dan nama dari setiap produk yang dibeli dengan jumlah barang yang dibeli. Berdasarkan redudansi diatas, atribut seperti transId, custId dan tanggal.
Untuk menyederhanakannya dan membuta sebuah denormalisasi data, maka kita harus melakukan tahapan data cleaning yang telah dijelaskan sebelumnya.  Dan dengan menentukan minimum support dan minimum confidence, misalnya 75 %, maka didapati kesimpulan bahwa dari 4 transaksi, pembelian pulpen dan tinta dilakukan secara bersamaan.

Perhatikan tabel dibawah ini :


Dengan mengasumsikan, Pulpen = a; Tinta = b; Susu = c; Jus = d; Air putih = e. dan dilakukan penyederhanaan maka didapati :


 
Setelah didapati data diatas maka, tabel disederhanakan dengan membuang item yang tidak memenuhi minimum support : 

 
Sedangkan, untuk minimum confidencenya, semuanya bernilai 100%, untuk item tunggal. Setelah itu baru kita buat kombinasi pembeliannya seperti tabel berikut dengan mengikuti mode transaksi diatas, dan dengan pengurangan terhadap item yang tidak memenuhi minimum support:



Selanjutnya kita menentukan minimum confidencenya,
Minimum confidence didapat dari perhitungan item dengan jumlah terkecil yang dibagi item dengan jumlah terbesar, kemudian dikalikan dengan 100%.
Contohnya : pada kombinasi a dan b, diketahui sebelumnya bahwa :
(kemunculan a pada keempat transaksi = 4) dan (kemunculan b pada keempat transaksi = 3)
            Maka minimum confidencenya =  3 / 4 * 100% = 75%
Maka dibuatlah tabel seperti berikut,


 
Berdasarkan tabel tersebut hanya kombinasi (a,b) dan (a,c), yang meemnuhi minimum support untuk dijadikan simpulan untuk pengambilan data secara apriori :
        -     Dari 4 transaksi, pulpen dan tinta selalu dibeli bersamaan
        -     Dari 4 transaksi, pulpen dan susu selalu dibeli bersamaan

What is Orange Book? (Information System Security)


Proteksi dan Teknik Keamanan Sistem Informasi

Orange Book merupakan bagaimana sebuah keamanan sistem Informasi diterapkan. Keamanan Sistem khususnya yang terkait dengan keamanan operasi membahas mengenai kontrol-kontrol apa saja yang diperlukan pada lingkungan operasi yang berhubungan dengan proses pengolahan pada komputer. Hal-hal tersebut harus meliputi 3 hal penting dalam keamanan informasi yaitu Kerahasiaan (Confidentiality), Integritas (Integrity), dan Ketersediaan (Availability).

Adapun pendekatan yang akan dilakukan meliputi:
1.      Kontrol dan Proteksi (Controls and Protections)
2.      Pengawasan dan Pengauditan (Monitoring and Auditing)
3.      Ancaman dan Kerawanan (Threats and Vulnerabilities)

1.      Kontrol dan Proteksi (Controls and Protections)
Domain Keamanan Operasi memperhatikan kontrol-kontrol yang akan digunakan untuk melindungi perangkat keras, perangkat lunak, dan sumberdaya media lainnya dari hal-hal sebagai berikut:
- Ancaman di sebuah lingkungan operasi
- Pihak pelanggar internal ataupun eksternal
- Operator yang tidak secara benar mengakses sumberdaya

Selain itu juga akan dibahas mengenai aspek kritikal dari kontrol operasi yaitu:
1. Pengamanan sumberdaya, meliputi kontrol perangkat keras
2. Kontrol entitas-kewenangan (privileged-entity)

Kontrol berdasarkan Orange Book (Orange Book Controls)
Trusted Computer Security Evaluation Criteria (TCSEC, Orange Book) mendefinisikan beberapa tingkat dari jaminan kebutuhan akan operasi komputer yang aman. Orange Book mendefinisikan dua tipe jaminan, yakni:
1. Operational Assurance, meliputi:
a. System Architecture
b. System Integrity
c. Covert Channel Analysis
d. Trusted Facility Management
e. Trusted Recovery
2. Life Cycle Assurance, meliputi:
a. Security Testing
b. Design Specification and Testing
c. Configuration Management
d. Trusted Distribution

Pada domain Kontrol Operasi, Operational Assurance meliputi Covert Channel Analysis, Trusted Facility Management, dan Trusted Recovery. Sedangkan Life Cycle Assurance meliputi Configuration Management.

2.      Pengawasan dan Pengauditan (Monitoring and Auditing)
Pengawasan disini diimplementasikan pada fasilitas operasional dimana untuk mengidentifikasikan penggunaan computer yang tidak semestinya. Mendeteksi kerusakan dan responnya, termasuk mekanisme pelaporan adalah bagian penting dari pengawasan.

           a.      Pengawasan (Monitoring)
Pengawasan terdiri mekanisme, peralatan dan teknik yang mengijinkan identifikasi dari kejadian keamanan yang dapat mempengaruhi operasi dari komputer. Konsep pengawasan termasuk pengawasan untuk instalasi perangkat lunak ilegal, memonitor perangkat keras untuk kesalahan, dan memonitor kegiatan operasional untuk anomali/keanehan.

           b.      Pengauditan (Auditing)
Implementasi dari audit sistem yang teratur adalah merupakan fondasi bagi pengawasan kontrol keamanan operasional. Sebagai tambahan dari dilakukannya pengecekan compliance baik internal maupun eksternal, pelaksanaan audit pada jejak audit (transaksi) dan log dapat membantu fungsi pengawasan dengan cara mengenali pola-pola yang abnormal dari kebiasaan pengguna.

3.      Ancaman dan Kerawanan (Threats and Vulnerabilities)
Ancaman adalah semua hal yang apabila terjadi dapat menyebabkan kerusakan pada sistem dan kehilangan kerahasiaan, kemampuan, dan integritas. Ancaman dapat berbahaya seperti merubah data-data yang sensitif atau dapat terjadi secara tidak sengaja seperti kesalahan pada kalkulasi transaksi atau penghapusan file yang tidak disengaja. Kerawanan adalah kelemahan yang terdapat pada sistem yang dapat dimanfaatkan oleh ancaman. Mengurangi aspek kerawanan pada sistem dapat mengurangi resiko dan efek dari ancaman pada sistem. Contohnya pada progam password generation yang dapat membantu user memilih password robust (tidak mudah ditebak), yang dapat mengurangi kemungkinan user menggunakan password yang buruk (kerawanan) dan membuat password semakin susah untuk ditembus.
 
a.       Ancaman :
i.                    Kehilangan tidak disengaja
ii.                  Aktivitas tidak layak
iii.                Operasi computer illegal dan penyerangan yang disengaja
b.      Kerawanan :
i.                    Analisis tren/lalu lintas
ii.                  Akun pemeliharaan
iii.                Penyerangan pemisahan data
iv.                Kerawanan Initial Program Load
v.                  Pembajakan alamat jaringan

7 OSI layer (Indonesian Version)

Friday, June 29, 2012

Indonesian Agriculture History


Indonesia, dahulu dikenal dengan julukan Negara agraris. Hal ini, semata – mata bukan karena tanah Indonesia yang kaya dan sangat cocok untuk pertanian, dengan dukungan iklim yang tropis dan tipe tanah yang cocok untuk bertani, tetapi hal ini dikarenakan banyaknya jumlah rakyat Indonesia yang memilih untuk bertani, baik bertani padi, jagung, maupun produk lainnya. Pada saat itu, tepatnya saat Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 1984 sebagai Negara agraris, hasil pertaniannya terutama padi dapat mencapai tingkat swasembada pangan, atau produksi beras melebihi tingkat konsumsi rakyat Indonesia. Sehingga meningkatkan kebanggan dan kesejahteraan rakyat, yang disebabkan karena murahnya harga beras dipasaran. Walaupun ada beberapa kontroversi mengenai keaslian data ini, dikarenakan saat itu Indonesia masih melakukan impor beras sebesar 414.300 ton beras (Hermas Effendi Prabowo, Kompas), ini tidak menyebabkan FAO (Food and Agrikulture Organization), memberi penghormatan kepada presiden kala itu, Presiden Soeharto.
Setelah tahun 1984, produksi mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Dan titik terparahnya adalah saat tahun 1999, Indonesia harus mengimpor 4.183 ton beras. Walaupun ditahun 2008, Indonesia mencapai swasembada pangan. Tetap saja hal ini sangat disayangkan sekali mengingat potensi Indonesia sebagai Negara penghasil beras sangat tinggi. Selain beras pun, produk pertanian yang lainnya juga mengalami fluktuasi produksinya, terutama pada hasil pertanian yang berupa sayuran.
Berdasarkan hasil penelitian dan statistika FAO di tahun 2010, didapati bahwa produksi cabai, lada mengalami penurunan lebih dari 40.000 ton dibanding tahun 2009. Sedangkan untuk sayuran mengalami penurunan sebesar lebih dari 7.000 ton. Seperti yang disajikan oleh Tabel 1 dibawah. Walaupun banyak faktor yang menyebabkan hal ini, seperti kemarau dan hama, penurunan luas lahan pertanian yang semakin drastis karena digantikan dengan perumahan dan gedung bertingkat, adalah yang menjadi momok masyarakat saat ini.
Kenaikan harga cabai, pada awal tahun 2011 menjadi bukti bahwa sistem pertanian yang menyangkut kepada harga pupuk, harga bibit, kondisi cuaca yang menyebabkan beberapa daerah gagal panen, dan ulah para tengkulak, semakin memperburuk kondisi pertanian di Indonesia. Pada saat itu, harga cabai melambung dua kali lipat hingga Rp.100.000,- per kilogramnya. Sedangkan harga beli para tengkulak tersebut dari petani tersebut, menurut observasi yang dilakukan di Cibodas pada bulan Mei 2011, hanya Rp. 20.000,- per kilogramnya.
Kenaikan harga, yang diakibatkan karena kelangkaan atau gagal panen suatu produk pertanian semacam itu, seharusnya tidak perlu terjadi, mengingat banyak daerah lain yang dapat menutup kekurangan pasokan daerah yang terjadi kelangkaan. Tetapi, karena harga awal hasil pertanian dan alur distribusinya ditentukan oleh para tengkulak, harga dapat berubah naik atau turun tergantung keinginan mereka, dan berdasarkan analisa resiko yang mereka lakukan.
Kenaikan seperti ini, merupakan bencana bagi rakyat yang tingkat ekonominya rendah, karena kenaikan suatu produk pertanian dapat berimbas kepada naiknya harga benda maupun produk yang terkait. Misalnya dengan kenaikan harga cabai, maka yang dapat terkena imbasnya adalah para restoran atau rumah makan yang mengunggulkan produk makanan mereka yang mengutamakan kepedasan dari makanan tersebut.
Padahal, swasembada beras pada tahun 2008 yang dibanggakan pemerintah, tidak dapat mengatasi krisis pangan di daerah NTT, yang menyebabkan banyaknya penderita busung lapar. Jika kita hubungkan dengan peristiwa kelangkaan dan manipulasi stok barang atau produk pertanian yang dilakukan beberapa oknum, dapat menyebabkan bencana kelaparan ataupun ketidakstabilan harga dimana – mana.
Hal ini sangat disayangkan, mengingat Negara Indonesia yang berasaskan Pancasila, yang mengutamakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Jika pemerintah daerah mulai ikut mengawasi dan memantau alurnya, maka kejadian kelangkaan dan kenaikan harga yang tinggi tentu tidak perlu terjadi. Belum lagi, jika fungsi dari setiap KUD (Koperasi Unit Desa) dapat dioptimalkan dan diaktifkan kembali.
Kestabilan harga yang diinginkan akan dapat terjadi, dengan pemaksimalan setiap agen pemerintahan dan petani itu sendiri, sebagai pengendali harga dan peningkat nilai jual dari suatu produk pertanian. Dan dengan koordinasi serta perencanaan alur material yang jelas, beserta analisis resiko yang menyeluruh, maka kemungkinan produk pertanian yang cenderung mudah busuk seperti selada dan tomat dapat diminimalisir. Dan akibatnya, jelas didapat keuntungan yang maksimal pula.
Tetapi masalah lainnya pun muncul. Ketika suatu alur sistem telah diperbaiki, sedangkan motor penggeraknya tidak ada, maka kemacetan dan ketidakstabilan pun kembali terjadi. Inilah yang terjadi di sektor pertanian Negara ini. Dimana generasi muda yang nantinya akan melanjutnya tradisi atau budaya bertani ini, mulai kehilangan minatnya dan tentu mulai bergeserlah kebudayaan bertani tersebut menjadi kebudayaan menjadi buruh pabrik yang jelas tiap bulannya mendapatkan gaji sesuai UMR (Upah Minimum Regional), ataupun menjadi kebudayaan berdagang yang jelas memiliki skala resiko lebih kecil dibandingkan bertani.
Perubahan budaya ini jelas terlihat, dimana beberapa daerah industri seperti Bekasi, Karawang dan Cikarang, menjadi tujuan utama bagi pemuda maupun  pemudi yang ingin berurbanisasi. Peristiwa ini didominasi, para lulusan SMA atau yang sederajat yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Dan jelas pula, bahwa daerah Bekasi dan Karawang yang dahulu menjadi penghasil beras tertinggi mulai bergeser menjadi daerah industri.
Hal ini menjadi sangat berlawanan. Ketika tingkat konsumsi masyarakat Indonesia meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduknya, berbanding terbalik dengan luas lahan pertanian dan tingkat ketertarikan pemuda Indonesia di bidang pertanian. Belum lagi persaingan di pasar global yang harus dihadapi produk lokal. Sehingga tidak jarang perang harga yang dilakukan memenangkan pihak asing, yang dapat meningkatkan kegiatan impor yang berimbas kepada matinya produksi lokal.
Kebijakan pemerintah disini, menjadi suatu nilai yang penting untuk menjaga produksi lokal tetap hidup. Jika saja pemerintah mampu menjaga kestabilan arus material dengan metode rantai pasok, yang menyediakan arus material antar daerah dengan segala pengawasannya, maka produksi lokal dapat terus hidup untuk memenuhi pasokan kebutuhan dalam negeri. Dan dengan sedikit stimulant dari pemerintah berupa penaikan harga beli oleh pemerintah kepada petani, maka bukanlah suatu hal yang tidak mungkin bahwa para pemuda akan memilih menjadi petani, yang berarti keseimbangan atau kestabilan produksi pertanian akan kembali. Dan harga sayuran serta bahan pokok lainnya pun mengikuti kestabilannya. Dan jelas sekali ini seperti yang diharapkan para pendiri bangsa ini, yaitu memakmurkan dan mensejahterakan rakyat Indonesia yang tercantum pada Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.